ana

ana
micro

Label

Sabtu, 28 April 2012

Sosiologi pendidikan




Sosiologi pendidikan adalah studi mengenai bagaimana institusi publik dan pengalaman individu memengaruhi pendidikan dan hasilnya. Studi ini lebih mempelajari sistem sekolah umum di masyarakat industri modern, termasuk perluasan pendidikan tinggilanjutdewasa, danberkelanjutan.[1]
Pendidikan selalu dilihat sebagai usaha manusia optimistik mendasar yang dikenali dari aspirasiuntuk kemajuan dan kesejahteraan.[2] Pendidikan dipahami oleh banyak orang sebagai usaha untuk melebihi kemampuan orang cacat, mencapai kesetaraan yang lebih tinggi dan memperoleh kekayaan dan status sosial.[3] Pendidikan dianggap sebagai tempat anak-anak bisa berkembang sesuai kebutuhan dan potensi unik mereka.[2] Selain itu juga sebagai salah satu arti terbaik dalam mencapai kesetaraan sosial yang lebih tinggi.[3] Banyak orang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan setiap orang hingga potensi tertinggi mereka dan memberi kesempatan untuk mencapai segalanya dalam kehidupan sesuai kemampuan alami mereka (meritokrasi). Banyak juga orang yang meragukan bahwa sistem pendidikan apapun mencapai tujuan ini dengan sempurna. Pendapat lain mengemukakan pandangan negatif, menyatakan bahwa sistem pendidikan dirancang dengan tujuan mengakibatkan reproduksi ketidaksetaraan sosial.

Sesorah Bahasa Jawa Perpisahan




Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Bapak-bapak, Ibu-ibu ingkang kula urmati, sumawana para putra-putra mudha-mudhi ingkang karoban ing raos bagya. Saderengipun kula matur wonten ing ngarsa panjenengan, langkung rumiyin kula nyuwun agunging sih samodra pangaksama, awit kula kumawantun, ngadeg ing ngarsa panjenengan sami.
Alhamdulillah ing enjing menika kita sedaya saged kempal sesarengan ing kampus SMA N 10 ingkang kita remeni menika. Kita sedaya ngempal ing kampus menika nggadahi maksud utawi tujuan ingkang pokok, yaiku ngundhuraken para siswa kelas XII ing wulan April menika utawi luwih leresipun tanggal 22 dumugi 24 April tahun 2008 sampun ngrampungaken UNAS ingkang dados syarat utama kangge siswa SMA kangge ngelanjutaken ing jenjang luwih dhuwur.
Enjing menika, enjing ingkang ngerenyuhaken sanget kangge kita sedaya para hadirin. Menapa boten, ingkang slamanipun kita utawi teseh dados siswa mriki, kita kerep pethukan, sinau sareng, diskusi sareng, ing wayah sekedhap melih kita badhe pisahan. Nanging, kita kagungan pangajeng-ajeng supados perpisahan menika boten kita banjur “pedhot kekancan”. Supados kita teseh wonten rerembagan ingkang ageng kayata sakderengipun kita pisah.
Para rencang ingkang sedaya maksud lan tujuan dianaaken perpisahan menika botenn namung ngunduraken rencang-rencang kelas XII mawon, ananging luwih saking menika supados rencang-rencang tetep eling lan terus njagi rerencangan, inggih menika ing proses sinau utawi mlebet ing kegiatan sanes-sanesipun.
Para rencang ingkang badhe pisah menika, sejatinipun tugas para rencang menika luwih abot maneh, saya inggil tingkat pendidikan saya inggil injih tugas ingkang kedah dipunrampungaken. Mula kta kedah semangat sinau mempeng supados menapa mawon ongkang para erncang cita-citaaken saged dipuncapai. Boten namung kita mawon ingkang bangga menawi sukses, nanging Bapak lan ibu guru kita injih remen lan bangga.
Para sedherek sedaya, wayah saged damel kita sedaya saged kempal ing acara menika. Nanging wayah menika ugi ingkang misahaken kita sedaya. Kita namung saged mbales nggangge doa mugi-mugi sukses lan slamet lan mugi-mugi amal tuwin kesaenanipun para Bpak lan Ibu guru katampi ing sisihipun Gusti Allah Ingkang Maha Agung.
Kula cekapi semanten rumiyin atur kula, bilih wonten kiranging atur mawantu-wantu kula nyuwun lumunturing samodra pangaksami.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pusat Massa Dan Titik Be



SratTATIKA adalah ilmu kesetimbangan yang menyelidiki syarat-syarat gaya yang bekerja pada sebuah benda/titik materi agar benda/titik materi tersebut setimbang. PUSAT MASSA DAN TITIK BERATPusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu suatu titik tempat berpusatnya massa/berat dari benda tersebut. Perbedaannya adalah letak pusatmassa suatu benda tidak dipengaruhi oleh medan gravitasi, sehingga letaknya tidak selalu berhimpit dengan letak titik beratnya.1. PUSAT MASSAKoordinat pusat massa dari benda-benda diskrit, dengan massa masing-masing M1,M2,....... , Mi ; yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2),........, (xi,yi) adalah:




PV = 2/3 Ek PV = 2/3 . 1/2 . m v2 = 1/3 m v2v2 = (3PV)/m = (3 P)/(m/V) = 3P/r v = Ö3P/r = Ö3.1,2.105/100 = 60 m/det2. Suatu gas tekanannya 15 atm dan volumenya 25 cm3 memenuhi persamaan PV - RT.Bila tekanan gas berubah 1/10 atm tiap menit secara isotermal. Hitunglah perubahanvolume gas tiap menit?Jawab:Persamaan PV = RT jelas untuk gas ideal dengan jumlah mol gas n = 1. Jadi kita ubah persamaan tersebut menjadi:P DV + V DP = R DT (cara differensial parsial)15 . DV + 25. 1/10 = R . 0 ® AV = -25 /15.10 = -1/6 cm3/menitJadi perubahan volume gas tiap menit adalah 1/6 cm3,dimana tanda (-) menyatakan gasmenerima usaha dari luar (dari sekelilingnya).Hukum I TermodinamikaHukum ini diterapkan pada gas, khususnya gas idealPV = n R TP . DV + -V . DP = n R DTEnergi adalah kekal, jika diperhitungkan semua bentuk energi yang timbul.Usaha tidak diperoleh jika tidak diberi energi dari luar.Dalam suatu sistem berlaku persamaan termodinamika I:DQ = DU+ DWDQ = kalor yang diserapDU = perubanan energi dalamDW = usaha (kerja) luar yang dilakukanDARI PERSAMAAN TERMODINAMIKA I DAPAT DIJABARKAN:Pada proses isobarik (tekanan tetap) ® DP = 0; sehingga,DW = P . DV = P (V2 - V1) ® P. DV = n .R DTDQ = n . Cp . DT® maka Cp = 5/2 R (kalor jenis pada tekanan tetap)

DU-= 3/2 n . R . DTPada proses isokhorik (Volume tetap) ® DV =O; sehingga,DW = 0 ® DQ = DUDQ = n . Cv . DT® maka Cv = 3/2 R (kalor jenis pada volume tetap)AU = 3/2 n . R . DTPada proses isotermik (temperatur tetap): ® DT = 0 ;sehingga,DU = 0 ® DQ = DW = nRT ln (V2/V1)Pada proses adiabatik (tidak ada pertukaran kalor antara sistem dengan sekelilingnya) ®DQ = 0 Berlaku hubungan::PVg = konstan ® g = Cp/Cv ,disebut konstanta LaplaceCara lain untuk menghitung usaha adalah menghitung luas daerah di bawah garis proses.Gbr. IsobarikGbr. IsotermikGbr. Adiabatik Usaha pada proses a ® b adalah luas abb*a*aPerhatikan perbedaan grafik isotermik dan adiabatik ® penurunan adiabatik lebih curamdan mengikuti persamaan PVg= C.Jadi:1. jika DP > DV, maka grafik adiabatik.2. jika DP = DV, maka grafik isotermik.Catatan:Jika sistem menerima panas, maka sistem akan melakukan kerja dan energi akan naik.Sehingga DQ, DW ® (+).Jika sistem menerima kerja, maka sistem akan mengeluarkan panas dan energi dalamakan turun. Sehingga DQ, DW ® (-).Untuk gas monoatomik (He, Ne, dll), energi dalam (U) gas adalahU = Ek = 3/2 nRT ® g = 1,67

Untuk gas diatomik (H2, N2, dll), energi dalam (U) gas adalahSuhu rendah(T £ 100K)
U = Ek = 3/2 nRT® g = 1,67® Cp-CV=R  Suhu sedangU = Ek =5/2 nRT® g = 1,67Suhu tinggi(T > 5000K)
U = Ek = 7/2 nRT® g = 1,67Hukum II TermodinamikaFisika Kelas 1 > Teori Kinetik Zat286< Sebelum Sesudah >Tidak mungkin membuat suatu mesin yang bekerja secara terus-menerus serta rnengubahsemua kalor yang diserap menjadi usaha mekanis.T1 > T2, maka usaha mekanis:W = Q1 - Q2h = W/Q1 = 1 - Q2/Q1 = 1 - T2/T1 T1 = reservoir suhu tinggiT2 = reservoir suhu rendahQ1 = kalor yang masuk Q2 =kalor yang dilepasW = usaha yang dilakukanh = efesiensi mesinUntuk mesin pendingin:h = W/Q2 = Q1/Q2 -1 = T1/T2 - 1Koefisien Kinerja = 1/h







Kelemahan dan Kelabihan Sekolah RSBI Kelebihan RSBI adalah memotivasi para siswa untuk mampu bersaing dalam dunia global. Anak-anak kita tak kalah dengan anak-anak dari negara lain. Siswa-siswa sekolah kita lebih berani mencoba hal-hal baru, dan menantang para guru untuk mengembangkan metode dan model pembelajaran di dunia internasional.Indonesia adalah bangsa yang besar, kita harus bangga dengan predikat ini. kalau malaysia saja dulu belajar dari kita, kenapa kita sekarang yang belajar kepada mereka? Tentu ada sesuatu yang harus dibenahi dalam dunia pendidikan kita. jangan biarkan anak-anak kita lebih percaya belajar di luar negeri daripada belajar di negerinya sendiri. Tentu ini menjadi tantangan kita sebagi para pendidik. Kekurangan RSBI menurut saya, dari segi buku pegangan siswa harusnya berbeda dari sekolah reguler, SDM (guru) kita belum siap, dan masih banyak guru yang belum bisa membuat kurikulumnya sendiri. jangankan membuat kurikulum dalam bahasa Inggris, membuat RPP saja masih banyak guru yang belum benar dalam membuatnya. Pemerintah nampaknya belum siap benar dengan progran RSBI. Kasihan para guru hanya menjadi obyek dari obsesi para penentu kebijakan. Kalau mau jujur ide adanya sekolah RSBI itu bagus banget, tetapi kita sering melupakan potensi daerah atau lokal yang sebenarnya jauh lebih unggul dari kata internasional itu sendiri. Seolah-olah hal-hal yang berbau tradisional itu kuno dan ketinggalan jaman. Dalam Bab XIV pasal 50 ayat 3 Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa pemerintah daerah harus mengembangkan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan menjadi bertaraf internasional. Sejak adanya RSBI di sekolah kami, justru tidak ada yang namanya pertukaran pelajar. Dulu sebelum RSBI, kami saling bertukar pelajar, dimana pelajar dari luar negeri beberapa bulan sekolah di tempat kami dan pelajar kita sekolah beberapa bulan di tempat mereka. Adanya RSBI rupanya belum memenuhi harapan semua pihak. Bahkan ada sebagian masyarakat yang mengeluh karena mahalnya sekolah yang sudah membuka kelas internasional. Sudah begitu, mereka harus juga ikut UN, yang ternyata nilai siswa RSBI nilai UN-nya lebih rendah daripada siswa kelas reguler. Jadi untuk apa masuk ke kelas internasional, kalau juga masih ikut UN? Mungkin saya perlu bertanya pada rumput yang bergoyang. Sebagai ibu kota negara, Jakarta sudah tentu harus lebih siap dalam menjalankan tuntutan undang-undang ini dengan mengembangkan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di semua jenjang pendidikan. Namun sangat tidak menutup kemungkinan, pada masa mendatang banyak lagi sekolah yang memiliki potensi berkembang dari SSN (Sekolah standar Nasional) menjadi RSBI. Tentunya perkembangan ini harus berjalan alami, bukannya dipaksakan. Sebab berkembang menjadi RSBI bukanlah hal yang mudah bagi sekolah. Apalagi bila sekolah itu ternyata tidak siap untuk membuka RSBI. Jangan sampai mutu sekolah RSBI lebih rendah dari sekolah SSN. Menurutnya, sepuluh kelemahan mendasar program SBI itu harus dievaluasi, diredefinisi, dan perlu dihentikan. Kelemahan pertama, program SBI jelas tidak didahului riset yang lengkap sehingga konsepnya sangat buruk."Bisa dibuktikan, bahwa tidak jelas apa yang diperkuat, diperkaya, dikembangkan, diperdalam dalam SBI," Kedua, SBI adalah program yang salah model. Kemdiknas membuat panduan model pelaksanaan untuk SBI baru (news developed), tetapi yang terjadi justru pengembangan pada sekolah-sekolah yang telah ada (existing school).Ketiga, program SBI telah salah asumsi. Kemdiknas mengasumsikan, bahwa untuk dapat mengajar hard science dalam pengantar bahasa Inggris, seorang guru harus memiliki TOEFL> 500."Padahal, tidak ada hubungannya antara nilai TOEFL dengan kemampuan mengajar hard sciencedalam bahasa Inggris. TOEFL bukanlah ukuran kompetensi pedagogis," paparnya. More and lack RSBI School Excess RSBI is to motivate the students to be able to compete in a global world. Our children are not lost with children from other countries. School students we are more willing to try new things, and challenged the teachers to develop methods and models of learning in the world internasional.Indonesia is a great nation, we should be proud of this title. if malaysia just had to learn from us, why we now are learning to them? Certainly there is something that must be addressed in our education. do not let our children learn to believe more study abroad than in his own country. Of course this is a challenge we as a teachers. RSBI deficiency in my opinion, in terms of student handbooks should be different from regular schools, human resources (teachers) are not ready, and many teachers are not able to make its own curriculum. let alone create a curriculum in English, making the RPP are still many teachers who have not been true in the making. The Government appears not quite ready with the program as RSBI. Sorry for the teachers only became an object of obsession of policy makers. To be honest the idea of school was really good RSBI, but we often forget the local potential or actual area is much more superior than the word itself internationally. As if the things that traditional smell of ancient and outdated. In Chapter XIV, paragraph 3 of article 50 of Law No 20 of 2003 on National Education System, noted that local governments must develop at least one unit to international education. Since the RSBI at our school, it was no such thing as exchange students. RSBI before we exchange students, where students from abroad a few months of school at our school and our students in their place a few months. RSBI presence apparently has not met the expectations of all parties. There are even some people who complain because of the high school that has opened an international class. It had been so, they must also take the national examination, which was the student of UN RSBI value was lower than regular-grade students. So why go to an international class, if the UN is still participate? Maybe I need to ask the swaying grass. As the capital city, Jakarta is certainly should be better prepared to execute the demands of this legislation by developing pioneering international school (RSBI) at all levels of education. But so it is possible, in future many more schools that have the potential to evolve from the SSN (National standard school) to RSBI. Surely this development must go natural, not forced. For progress to RSBI not an easy thing for the school. Moreover, when the school was not ready to open RSBI. Do not let the quality of schools is lower than the school RSBI SSN. He said the SBI program ten fundamental flaws that need to be evaluated, diredefinisi, and need to be stopped. The first weakness, the SBI program is clearly not a complete research that preceded the concept is very bad. "It could be proved, that it is unclear what is to be strengthened, enriched, developed, deepened in the SBI," Secondly, SBI is the wrong program model. Kemdiknas to guide the implementation of the model for the new SBI (news developed), but the opposite is the development of the schools that already exist (existing school). Third, the SBI program have been wrong assumptions. Kemdiknas assume, that the hard science to be taught in English language instruction, a teacher must have a TOEFL score> 500. "In fact, there is no relationship between the TOEFL score with a hard sciencedalam ability to teach English. TOEFL is not a measure of pedagogical competence," he explained.