ana

ana
micro

Label

Rabu, 01 Februari 2012

CERITA REMAJA GENRE: ROMANCE, HUMOR PENULIS: MUS'ADA SYAKUROTUNNA'MA PENYUNTING: SHAFIRA TSANI AHMAD Setelah cukup lama Sena menutup mulut ku dengan tangannya dia pun melepaskannya, muka sena kelihatan sangat malu dan panik. Waaaaaahhhhh pasti dugaan q benar.....^_^ Sena mengajak ku duduk di bangku kosong depan kelas, dia pun mulai berbicara dengan nada suara yang sangat pelan sampai-sampai aku yang ada di sebelahnya saja tidak mendengar dia bicara apa. "emmmmmmm, sebenernya yang kamu omongin bener aku memang suka sama ama" "tuhhhh, kan bener dugaan q" q berbicara dengan nanda suara yang sangat keras (alias berteriak:D). Dengan cepat sena menutup mulut ku lagi dengan tangannya, agar suara ku tidak semakin keras. Setelah aku cukup tenang sena melepaskan tangannya dari mulut ku, sena menceritakan semuanya kepada ku. Sena menceritakan dari awal dia menyukai ama, aku mengobrol dengan sena cukup lama sambil bercanda-canda. "tapi kelihatannya akhir-akhir ini ama deket sama yuri" kata sena dengan muka sedih. "iya sihc, tapi mereka gak ada apa-apa kok, kata ama sihc mereka cuman temen biasa" "ya, syukurlah kalau gitu berarti aku masih punya kesempatan" muka sena kembali senang lagi. Tapi aku berfikir akhir-akhir ini emang ama deket sama yuri, tapi gak mungkin mereka pacaran ama kan gak suka sama yuri. Walaupun semua orang bilang yuri keren dan lucu tetep aja ama gak suka, itulah ama selalu yakin dengan pendiriannya. Tanpa sepengetahuan ku yuri melihat ku dan sena yang sedang mengobrol dari kelas sebelah. Tiba-tiba ama keluar dengan wajah yang bingung dan sedang mencari seseorang, aku yang melihat ama sedang mencari orang segera bertanya. "nyari siapa ma?" tanya ku "nyari yuri katanya ada di depan kelas" "yuri?, dari tadi gak ada siapa-siapa kok" "tapi katanya ada di depan kelas" Aku sangat bingung dengan ama perasaan dari tadi cuman ada aku sama sena gak ada orang lain tapi kenapa kata ama ada yuri, aku jadi bingung. Tapi tiba-tiba yuri keluar dari kelas sebelah dan mengajak ama pergi ketempat lain untuk mengobrol. Kayak orang penting aja batinku, tapi kenapa kelihatannya penting banget dan kenapa aku jadi cemburu lagi ngelihat mereka berdua. Aduuuuuhhhhhh sani sadar donk...^^ Di tempat lain Yuri duduk terdiam di sebelah ama dia sedang memikirkan sesuatu dan akhirnya dia mulai bicara. "tadi sani lagi ngobrol tentang apa sama sena?" "kurang tau juga saya, emang kenapa?""mereka kelihatan seneng banget" wajah yuri kelihatan sangat sedih "kenapa? cembur?" "pasti, kamu kan tau gimana perasaan ku sama sani tapi sani gak pernah sadar sama perasaan ku dia malah seneng-seneng sama orang lain, dia sama sekali gak pernah menghargai perasaan ku" setelah berkata itu yuri langsung menundukkan kepalanya dan ama kelihatan sangat marah karena yuri selalu menyalahkan ku tentang perasaannya. Padahal aku gak tau apa-apa tentang perasaan yuri, karena dia gak pernah ngomong tentang perasaannya paduku. "YURI, kamu jangan nyalahin sani terus donk dia kan gak tau apa-apa tentang perasaan kamu . Kamu sendiri yang slah gak pernah ngomong tentang perasaan mu sama sani, kalau kayak gini terus aku juga males bantuin kamu deket sama sani. Kamu selalu nyalahin sani dan satu lagi jangan pernah nyalahin sani terus dia itu sahabatku aku gak suka ada orang yang nyalah-nyalahin sahabat ku terus" setelah membelaku ama langsung pergi dengan wajah marah dia meninggalkan yuri sendiri yang sedang bingung dengan perasaannya. Wajah yuri terlihat sangat putus asa dan tanpa sadar dia menendang tembok yang ada di depannya dengan sekuat tenaga. Dia ingin marah tapi marah sama siapa, dia kembali tertunduk seperti orang menangis. Ama kembali ke kelas dengan wajah marah. Setelah sampai di kelas wajahnya tetap marah aku sangat bingung kenapa habis ketemu sama yuri mukanya jadi marah, aku penasaran dan langsung bertanya. "ada apa kok mukanya nyeremin gitu?" "gimana gak nyeremin, itu si yuri bikin orang marah aja" "kenapa?" "tanya aja sendiri sana, orang gak penting" Aku segera berlari keluar kelas, padahal pada saat itu bel masuk telah berbunyi. Tanpa sadar aku tetap pergi keluar kelas tanpa pedulikan ama dan orang lain. Aku tidak yakin apa yang sedang aku lakukan saat ini, tapi hatiku berkata agar aku menemui yuri saat ini juga. Setelah cukup lama aku mencari yuri akhirnya aku menemukan dia, ternyata dia ada di aula belakang sekolah. Aku menepuk bahunya dari belakang dan duduk di sebelahnya saat aku melihat wajahnya, dia seperti orang yang putus asa. Wajahnya lesu dan matanya merah seperti habis menangis, aku tidak tega melihat yuri seperti ini aku ingin sekali menghiburnya tapi dengan apa, dan sekarang aku sudah yakin kalau aku menyukai yuri tapi aku tidak berani bilang. "kamu kenapa ri?"Yuri hanya menggelengkan kepalanya dan saat ini suasana sangat hening aku tidak berani menegur yuri. Setelah beberapa menit akhirnya yuri berbicara dengan suara yang pelan dan dengan muka yang tampak sedih dan putus asa. "san, aku mau bertanya?""tanya apa?""gimana perasaan kamu, jika orang yang kamu sayang gak pernah sadar dengan perasaan mu. Orang yang kamu sayang malah deket sama orang lain gimana perasaan kamu san?" Aku diam sejenak apa maksud dari pertanyaan yuri ini apakah dia menyukai seseorang tapi orang itu malah menyia-nyiakannya. "emmmmmm, pasti rasanya sakit banget tap..." Belum selesai aku menjawab yuri sudah memotong jawabban ku duluan. "itu yang aku rasain sekarang san, orang yang aku sayang nggak pernah peduli sama perasaan ku dia gak pernah ngasih aku kesempatan untuk deket sama dia. Dia gak pernah sadar kalau aku sangat menyayanginya, dia malah lebih deket sama orang lain aku sering ngelihat mereka ngobrol bareng ketawa bareng. Tapi cewek itu malah gak peduli bagaimana perasaanku, tapi ini bukan salah dia karena aku gak pernah bilang tentang perasaan ku sama dia itu karena aku takut dan aku pengecut jadi cowok." yuri mengatakan semua itu dengan wajah yang sangat sedih dan tanpa sadar dia menangis, lalu cepat-cepat dia menunduk kan kepalanya agar aku tidak melihat dia menangis. Dan tanpa aku sadari aku juga menangis aku gak tau aku menangis karena kasihan atau aku sedih karena orang yang aku suka telah menyukai orang lain dan hati ku merasa sangat sakit. "kenapa kamu gak bilang sekarang saja sama cewek itu?" aku bertanya dengan suara yang pelan agar yuri tidak mengetahui kalau aku sedang menangis juga. "percuma, aku akan ditolak, tapi sekarang aku akan mencoba melupakannya mungkin dia bisa bahagia dengan orang lain tanpa ada aku di sampingnya." Nada suara yuri terdengar sangat putus asa dan menyerah. "kamu gak masuk kelas?" tanya yuri dengan suara yang lembut. "iya, ini mau masuk, kamu gak masuk?""aku masih mau di sini" "ya, udah aku masuk duluan ya" Aku meninggalkan yuri sendirian di aula mungkin dia masih mau menenangkan dirinya. Bel pulang telah berbunyi, ama mengajak ku pulang bersama. Seperti biasa aku, ama, dan sena berjalan ke parkiran bersama-sama . Saat ama sedang mengambil motor aku dan sena ngobrol sambil bercanda-canda aku dan sena kelihatan sangat dekat. Tanpa aku sadari yuri melihat aku yang sedang mengobrol dengan sena, aku tidak mengetahui keberadaan yuti tetapi ama melihat yuri. Setelah cukup lama, yuri langsung mengambil motornya dan pergi. Pada saat melihat yuri pergi dengan wajah yang sedih ama langsung mengambil motornya dan segera mengikuti yuri dari belakang, ama takut terjadi apa-apa sama yuri. Aku dan sena melihat kepergian ama dengan wajah yang bingung, katanya mau pulang bareng tapi malah ninggalin. Akhirnya, sena menawarkan ku pulang bersama mau tidak mau aku pulang dengan sena dari pada aku tidak bisa pulang.Di jalan raya Yuri mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi dia tidak peduli dengan orang-orang di sekelilingnya. Ama pun memutar gas motornya dengan cepat agar tidak kehilangan jejak yuri. Tanpa yuri sadari dari arah berlawanan bus itu datang. Pengemudi bus itu juga tidak menyadari ada motor dari arah berlawanan, pengemudi bus itu memanfaatkan kelengangan jalan dengan menambah kecepatan. Tidak di sadari oleh yuri bahwa bus itu telah berjalan semakin dekat, supir bus itu pun juga tidak menyadari bahwa sepeda motor itu pun berjalan semakin mendekat. Dan bus itu kemudian melakukan tugasnya. Rem berbunyi sia-sia! Semua orang bisa mendengar kerasnya bunyi tabrakan itu, hanya terjadi beberapa detik. Tidak ada yang bisa melakukan apa-apa, orang-orang hanya bisa tersentak dan menghentikan kendaraannya. Tubuh itu rebah, tanpa mengeluarkan mengeluarkan satu kata pun. Ama berlari menuju ke tempat yuri tergeletak tak berdaya, ama memegang tubuh yuri yang kaku dan darah mengalir dari kepala yuri. Seragam sekolah yang berwarna putih kini berubah menjadi warna merah karena terkena percikan darah yuri. Ama duduk bersimpuh di tengah jalan, dngan yuri dalam genggamannya. BUs itu telah melakukan tugasnya dengan baik. Ama segera membawa yuri ke rumah sakit setelah sampai rumah sakit, ama segera menelfon orang tua yuri, aku, dan sena setelah menerima telfon dari ama aku dan sena langsung menuju ke rumah sakit. Aku sangat takut terjadi apa-apa sama yuri dan bagaimana keadaan yuri sekarang. Tidak beberapa lama aku sampai di rumah sakit, aku melihat orang tua yang sangat cemas dan sedang menangis. Ama duduk terdiam dan menangis , ama terlihat sangat takut dan trauma aku segera menghampiri ama. "ama, gimana kejadiannya?""sani, sani untung kamu dateng aku ngelihat kejadiannya secara langsung aku takut san" ama tidak bisa berhenti menangis dia sangat ketakutan dan trauma. "udah, udah san biar ama tenang dulu" bela sena Aku segera memeluk ama dan mengelus rambutnya agar ama lebih tenang. Tidak berapa lama dokter keluar dari ruang UGD , ibu yuri segera bertanya bagaimana keadaan yuri. "dok, gimana keadaan anak saya?" tanya ibu yuri dengan wajah yang sangat cemas "maaf bu, kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi tuhan berkehendak lain, anak ibu tidak dapat tertolong lagi. Kepalanya terkena benturan yang sangat keras dan mengakibatkan terjadi pendarahan pada otaknya. Jadi anak bapak dan ibu tidak dapat tertolong lagi." kata dokter dengan sangat menyesal Isak tangis pun pecah orang tua yuri menangis dan ama pun menangis karena dia melihat kecelakaan itu secara langsung. Dan aku, pasti aku menangis karena orang yang aku sayang sudah tidak ada di dunia ini lagi. Tetapi aku mencoba untuk kuat dan menerima dengan ikhlas. Orang tua yuri segera membawa jasat yuri pulang agar segera di makamkan, banyak sekali orang yang datang untuk melayat termasuk aku, ama, dan sena berserta orang tua kami masing-masing. Setelah semua persiapan pemakaman selesai, jasat yuri segera bi bawa ke pemakaman umum untuk di makamkan. Setelah proses pemakaman selesai kami semua pulang ke rumah masing-masing. Dan keesokan harinya orang tua yuri mengadakan do'a bersama untuk mendo'akan yuri agar tenang di alam sana . Aku, ama, dan sena juga datang ke rumah yuri untuk mendo'akan yuri. Pada saat orang-orang sedang berdo'a, tanpa sepengetahuan ku ama pergi ke kamar yuri, aku yanf\g menyadari bahwa ama telah hlang, segera bertanya kepada sena. "sen, ama kemana?" "gak tau, tadi kan sama kamu" "aku juga gak tau, tadi tiba-tiba ama gak ada" Tidak berapa lama aku melihat ama keluar dari sebuah kamar dengan wajah sedih. Tiba-tiba ama memberikan sebah buku harian kepadaku dan menyuruh ku membacanya. "san, baca buku harian ini!" "ini punya siapa? kamu dapet dari mana?""ini punya yuri, aku dapet dari kamar yuri" "nggak, aku takut yuri marah" "dia gak bakal marah karena semua yang di tulis semuanya tentang kamu" Aku sangat terkejut, kenapa yuri menulis tentang aku semua? apa maksudnya?. Akhirnya ama menceritakan semuanya kepadak, tentang perasaan yuri selama ini. "san, selama ini yuri sangat menyukai kamu dan dari awal bertemu sampai dia meninggal dia ngelakuin apa saja agar bisa deket sama kamu. Tapi dia hampir putus asa dan aku ingin membantu yuri deket sama kamu makanya selama ini aku deket sama yuri untuk bantu yuri deket sama kam, aku terus berusaha untuk mendekatkan kalian sampai pada akhirnya. Yuri mengira kalau kamu sama sena pacaran karena kalian terlihat sangat dekat. Pada hari kecelakaannya yuri bilang sama aku kalau dia udah nyerah dan ngerelain kamu sama orang lain. Yuri sangat putus asa dan akhirnya terjadi kecelakaan ini" Aku tidak dapat menahan air mata ku, aku menangis dan ama memelukku ama menenangkan ku, aku menangis di pelukan ama aku tidak peduli dengan orang lain da di sela-sela tangisan ku, aku terus menyebut nama yuri. Aku sangat menyesal orang yang aku sayang ternyata juga sangat menyayangi ku aku bena-benar jahat, aku gak pernah sadar tentang perasaan yuri kepadaku aku benar-benar jahat. Aku telah menyia-nyiakan orang yang menyayangi ku dengan tulus. Tetapi penyesalan selalu datang terlambat dan sekarang aku hanya dapat mendo'akan dan mengenang yuri di dalam hati dan pikiran ku. SELAMAT JALAN YURI DAN TERIMAKASIH ATAS SELURUH CINTA YANG ENGKAU BERIKAN. ^^ The End ^^ Makasih buat yang udah baca dari awal sampai akhir....^_^ Arigatou.... Terimakasih....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar