Tema :Anak
Muda dan Pembangunan Karakter Bangsa
Sub tema :Karakter Bangsa dan Cinta Tanah Air
Dalam hubungan ke-Indonesia-an
(kebangsaan), maka cinta Tanah-Air tersebut memberikan tampilan bagaimana
karakter bangsa, yang memiliki muatan-muatan rasa, paham, dan semangat
kejuangan: bahwa cinta Tanah-Air tersebut antara lain wujudnya merupakan bela
negara; atau kewajiban dasar manusia; berarti juga kerhormatan bagi setiap
warga negara; atas dasar kesadaran, tanggung jawab; rela berkorban dalam pengabdian
kepada negara dan bangsa.
Sebagaimana telah disinggung dalam
Pelita yang lalu, kesadaran dari anak bangsa tersebut, bukanlah tiba-tiba,
setidaknya diawali pada tahun 1928, ketika para pemuda dari pelosok Nusantara
berikrar, bersumpah bersama yang menyatakan: Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia;
Bertanah-Air Satu, Tanah-Air Indonesia; Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia. Ikrar
tersebut (Sumpah Pemuda) itulah yang merupakan salah satu embrio bagi
terbentuknya persatuan dan kesatuan bangsa, yang kemudian pada tanggal 17
Agustus 1945 melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah perjalanan selama 67
Kemerdekaan, di era reformasi yang diselimuti oleh derasnya arus demokrasi ini,
tampaknya banyak di antara bangsa kita terutama pada pemuda-pemuda di jaman
sekarang ini yang semakin memudar rasa cintanya terhadap Tanah-Air, rasa
persatuan dan kesatuannya, rasa kepedulian nasional dan cita-cita Kemerdekaan.
Hal seperti itu dapat kita lihat
dalam kenyataan di masyarakat. Banyaknya pemuda-pemudi di jaman sekarang ini
yang tidak mematuhi peraturan Negara bahkan menjatuhkan nama bik negaranya
sendiri suatu hal di kalangan pelajar masih banyak yang sering bolos sekolah,
tawuran dengan sekolah lain, yang lebih tragisnya banyak pemuda-pemudi bahkan di
kalangan pelajar di jaman sekarang yang salah menggunakan obat-obatan terlarang
atau sering disebut NARKOBA,sehingga banyak pemuda-pemudi yang tidak memiliki
rasa cinta tanah air .Sekarang kita bisa buktikan dengan bukti yang lain berapa
banyak lagu-lagu Nasional yang dihafal oleh pemuda-pemudi dan pelajar di
seluruh Indonesia. Ada yang tidak langsung sikapnya telah mengancam persatuan
dan kesatuan bangsa. Ada yang memperkaya diri dan mementingkan diri sendiri
tanpa mempedulikan orang lain. Tidak hanya itu, dalam tampilan sehari-hari,
konflik sosial, konflik teritorial, terorisme, provokasi, kejahatan Narkoba,
kecenderungan krisis kepercayaan, KKN, cybercrime, money laundring, illegal
logging, perompakan, pencurian ikan, kualitasnya cenderung meningkat, dan
lain-lain.
Itu semua bisa terjadi antara lain karena ada tendensi bahwa seseorang tidak
menyadari bahkan tidak menghargai akan jasa Tanah-Air terhadap dirinya. Bila
kita bersyukur kepada Allah SWT dan cinta Tanah-Air, tentu kita akan sadar
untuk merawat dan menjaga jangan sampai Tanah-Air kita tercemar atau
tergerogoti oleh tangan-tangan jahil. Sepatutnya kita cintai Tanah-Air ini
dengan menjaga kelestariannya.
Pudarnya rasa cinta terhadap
Tanah-Air dan tanggung jawab terhadap negara dan bangsa sendiri, juga mungkin
disebabkan kurangnya kesadaran dan penghargaan atas perjuangan para Pahlawan
dan tidak menyadari betapa pahitnya hidup dalam penjajahan dan nikmatnya hidup
di alam Kemerdekaan. Bisa jadi seseorang tidak menyadari hal itu oleh karena ia
tidak pernah hidup di zaman penjajahan dan penindasan kolonialisme. Akibatnya
ia berbuat tidak bijaksana terhadap bangsa dan negaranya sendiri. Di sana-sini
kita mendengar orang mulai berani menjual pulau-pulau kecil kepada orang asing,
menjual aset-aset nasional demi kepentingan tertentu, atau menukar budaya luhur
dengan budaya asing yang tanpa tolok ukur.
Kini saatnya kita mengajak anak
bangsa untuk menyadari kembali akan nilai Kemerdekaan. Orang yang menyadari
pentingnya akan nilai Kemerdekaan, tentu tidak akan hidup seenaknya sendiri dan
tidak akan mementingkan diri sendiri dan sebaliknya kecintaannya akan semakin
kuat. Dengan kesadaran itu ia turut menjamin kelangsungan hidup Tanah-Airnya.
Di waktu lalu, mulai anak-anak sekolah, kita masih sering mendengar lagu-lagu
perjuangan seperti Tanah Airku Indonesia, Negeri elok amat kucinta.. dan
seterusnya. Lagu-lagu seperti itu kini tinggal kenangan, paling-paling tampil
saat aubade pada upacara di Istana. Untuk kepentingan pendidikan karakter
bangsa, moral dan cinta Tanah-Air sebaiknya terus diajarkan kepada anak-anak
mulai dari anak-anak TK sekalipun.
Maka disamping membangun pendidikan
kewarga-negaraan pendidikan harus mampu membuat anak didik bermanfaat, bagi
bangsa menjadikan setiap anak bangsa semakin cinta terhadap Tanah-Air. Dan
itulah karakter bangsa, sebab perbuatan yang mengandung manfaat pasti baik dan
benar, merupakan ciri-ciri orang berkarakter. Di bawah pemerintahan baru dengan
Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono, kita berharap, pembangunan cinta
Tanah-Air, pembangunan bela negara, pembangunan kewarganegaraan tetap
dikedepankan, sebab semakin memudarnya cinta Tanah-Air, dapat merupakan ancaman
bagi eksistensi negara bangsa Indonesia. Mencegah sebelum semua itu terjadi
atau menjadi parah, hal itu merupakan kebutuhan dan keniscayaan. Bangsa kita
terlahir dari perjuangan keras, dan menjadi bangsa yang mampu memenuhi
janji-janjinya, ikrarnya, mengisi pembangunan, sebagai bukti dari cinta
terhadap Tanah-Air Indonesia. Semoga.